¿Pernahkah Anda mendengar tentang Taka Bonrate? Ya, salah satu dari 7 taman nasional laut milik negara kita tercinta. Terletak di ujung semenanjung Pulau Sulawesi, tepatnya di Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan.

Taman nasional yang terkenal dengan keindahan gugusan atol terbesar ketiga di dunia ini mampu memukau siapapun yang mengunjunginya.

Secara harfiah, nama Taka Bonerate berasal dari bahasa bugis yang berarti hamparan karang di atas pasir. Mereka yang pernah mengunjungi dan menyaksikannya dengan mata kepala sendiri pasti tidak akan heran mengapa menyandang nama tersebut.

Mengunjungi surga tersembunyi ini saat ini tidak sesulit beberapa tahun lalu. Dari titik awal kita bisa memulai perjalanan dengan pesawat menuju ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, Makassar. Dari Makassar kita akan menuju Pulau Selayar. Anda bisa memilih perjalanan melalui udara atau darat, lalu dilanjutkan melintasi laut.

Casa de huéspedes Sejumlah en Pulau Tinabo, Kawasaki TN Takabonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Pulau Rajuni di kawasan TN Takabonerate, Sulsel dilihat dari udara. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia

Sesampainya di Pulau Selayar, Anda bisa ke kantor Taman Nasional (TN) Taka Bonerate untuk mendapatkan informasi mengenai kapal yang akan menuju kawasan sekaligus mengisi dan membayar Simaksi (Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi).

Karena belum ada kapal reguler yang berangkat setiap hari, ada Alternatif lain untuk menuju ke kawasan TN Taka Bonerate. yaitu pertama penyeberangan 8-9 jam melalui Pelabuhan Benteng menggunakan Kapal perintis dari Pelni, dan kedua melalui perjalanan darat selama 1 jam lebih menuju Pelabuhan Pattumbukang penyeberangan setelah itu di lanjutkan 5 jam perjalanan laut menuju kawasan.

Seorang anak sedang membantu orang tuanya menjaring ikan di kawasan TN Takabonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Seorang nelayan sedang menjemur ikan hasil tangkapannya di kawasan TN Takabonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Seorang nelayan sedan memperbaiki jaring yang diagonala digunakan untuk menangkap ikan di kawasan TN Takabonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia

Sembari menunggu jadwal keberangkatan, ada baiknya Anda mencoba beberapa kuliner khas Pulau Selayar terlebih dahulu. Pastikan untuk menikmati makan siang nasi santan dengan ikan bakar. Aroma dan cita rasa gurih nasi santan berpadu dengan kesegaran aneka ikan yang dibakar dengan sabuk kelapa dan cobek-cobek (sambal) khas belimbing wuluh menggoda selera.

Berikut beberapa pulau yang wajib dikunjungi di kawasan TN Taka Bonerate:

1. Pesona Pulau Jinato

Pulau Jinato bukanlah primadona kawasan TN Taka Bonerate namun pesona nya tidak kalah menarik dengan pulau lainnya. Dihuni oleh suku Bugis, pulau ini penuh dengan keramahan masyarakat nya. Karena itu, wisatawan bisa menginap di rumah-rumah penduduk yang dijadikan sebagai Homestay.

Selain itu, Model Desa Konservasi (MDK) dibentuk di sini, dan beberapa warga sudah dilatih untuk menyambut dan memandu tamu yang datang. Kearifan lokal yang masih terjaga, pembuatan perahu, proses pembuatan minyak kelapa dan masih banyak lagi.

Tidak hanya itu, keindahan matahari terbit (amanecer) y terbenam (puesta del sol) menjadi daya tarik yang bikin kita terpesona. terdapat pula hamparan pantai pasir putih di selatan pulau yaitu Bunging Jinato. Ditambah pesona bawah lautnya dengan dua titik selam andalan yaitu Jinato Wall Paradise dan Jinato The River. Tak jauh dari pos Jagawana ada Taman Transplantasi Karang yang dikelola masyarakat dan Balai TN. Taka Bonerate.

Pulau Jinato di kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto udara: Andi Syahrir/Wonderful Selayar
Snorkel en Wall Paradise Pulau Jinato en Kawasaki TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto udara: Andi Syahrir/Wonderful Selayar

2. Pulau Lantigiang Si Pulau Eksotik

Dengan waktu tempuh 20 menit dari Pulau Jinato, Anda bisa menyambangi Pulau Lantigian yang eksotis. Di utara Pulau Jinato, pulau kecil tak berpenghuni ini menawarkan keindahan pasir putih seperti tepung halus yang memukau.

Air lautnya sangat jernih seperti kolam cermin. Anda bisa bebas berenang dan snorkeling disini. Anda juga bisa menunggu matahari terbenam, berkemah menikmati kerlap-kerlip bintang dan tentunya menikmati indahnya matahari terbit di pagi hari.

Pulau Lantiang di Kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto udara: Andi Syahrir/Wonderful Selayar/Pulonesia
Pulau Lantiang di Kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto udara: Andi Syahrir/Wonderful Selayar/Pulonesia
Pulau Lantiang di Kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Andi Syahrir/Wonderful Selayar/Pulonesia

3. Budaya Lolo Bajo Pulau Rajuni

Selain dikenal sebagai pusat kerajaan/pemerintahan kawasan Taka Bonerate pada masa lampau, Pulau Rajuni juga dikenal dengan Budaya Lolo Bajo. Terdapat beberapa tradisi unik yang masih sangat lestari di pulau ini. Salah satunya yaitu prosesi pernikahan unik Lolo Bajo.

Pada saat setelah lamaran dan lamaran tersebut diterima maka dilakukan proses menaikkan bendera/panji-panji keturunan Lolo Bajo yangbiasa disebut Ulla-ulla. Prosesi ini dilaksanakan bersama dengan atraksi gendang dan pencak silat serta mengenakan bambu anyaman atau disebut Wala Suji.

Kearifan lokal pembuatan kapal oleh masyarakat di kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Indahnya amanecer en kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia

Ulla-ulla berupa bendera berbentuk orang yang di atasnya terdapat bendera yang berwarna kuning keemasan kain tersebut terbuat dari kain sutera. Menurut kepercayaan masyarakat Bajo bahwa kain tersebut diturunkan langsung dari langit, karena pada zaman itu belum ada pembuat tenun sehalus kain tersebut.

Ulla-ulla concisamente, dibawa oleh salah satu anak dari Batara Guru (manusia pertama di Sulsel) dan kemudian menetap di Pulau Rajuni. Saat ini Ulla-ulla conciso telah dibagi dua yaitu bendera yang berbentuk orang dipegang oleh bangsawan laki-laki yang tinggal di Rajuni Besar, sedan bendera kuning keemasan dipegang oleh bangsawan perempuan yang tinggal di Rajuni Kecil.

Sama halnya dengan di Pulau Jinato, di Rajuni juga sudah dibentuk MDK jadi tak perlu khawatir untuk penginapan disana ada beberapa homestay yang dikelola oleh masyarakat yang tentu saja merangkap sebagai pemandu lokal.

Pengunjung bermain dengan anakan hiu di perairan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Pengunjung bermain dengan anakan hiu di perairan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia

4. Sang Primadona , Pulau Tinabo

Pulatu Tinabo merupakan primadona yang menjadi ikon TN Taka Bonerate. Surga tersembunyi yang menawarkan keindahan alam yang luarbiasa. Pulau yang hanya dihuni guardabosques (Jagawana) TN. Taka Bonerate ini memiliki beberapa Casa de invitados para pengunjung. Dan beberapa tenda untuk yang ingin merasakan sensasi berkemah di sekitar Pulau.

Menjelang pagi, kita disuguhi keindahan matahari terbit. Atraksi puluhan anakan hiu jenis Punta negra yang berenang bebas di pantai tepat di depan Casa de invitados . berenang dan bucear menikmati indahnya karang dan berbagai jenis biota laut di sekitar dermaga.

Pulau Tinabo di kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto udara: Andi Syahrir/Wonderful Selayar/Pulonesia
Menyelam menjadi salah satu andalan wisata di kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia
Menyelam menjadi salah satu andalan wisata di kawasan TN Taka Bonerate, Sulsel. Foto: Asri/TN Takabonerate/Mongabay Indonesia

Bagi pecinta olahraga selam di pulau ini menjadi salah satu surganya. Terdapat beberapa titik penyelaman yang patut dicoba sensasinya. Seperti Sumur Ikan, Hantu Ceria, Ibel Orange, Taman Kima, dll. Jangan lupa mengunjungi Bunging Tinabo y Pulau Gosong.

No, saran saya jika anda pecinta pantai dan bawah laut, jangan ke Taka Bonerate karena pasti tidak mau pulang?

***

asri*, Staf Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) Balai TN Taka Bonerate. Tulisan ini merupakan opini pribadi.

Resumen: https://www.mongabay.co.id/2018/11/03/lost-in-paradise-di-taka-bonerate/