Puncak Tanadoang
Keindahan alam dan potensi Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar memang tidak ada habisnya untuk diekspolre. Selain terkenal dengan keindahan bawah lautnya yang mendunia serta wisata bahari yang tidak kalah ciamik, Kabupaten Kepulauan Seayar juga memiliki wisata alam agro yang cukup Indah untuk dikunjungi. Puncak Tanadoang, lokasi wisata ini sekarang lagi hitz dikalangan anak muda dan sosial media. Terletak di Desa Bontomarannu Kecamatan Bontomanai Puncak Tanadoang hanya ditempuh 15 menit dari kota Benteng. Tempat wisata ini terbilang baru dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar dan menjadi lokasi wisata hits diawal tahun 2019 ini.
Di Puncak Tanadoang Desa Bontomarannu kita bisa merasakan sensasi kabut dan udara sejuk. Kabut di Puncak Tanadoang hampir sama dengan di Lolai Toraja punya waktu waktu tertentu. Pengunjung yang beruntung bisa menikmati udara dingin dan kabut. Namun jika sedang tidak ada kabut bisa menikmati Keindahan Sunset yang tenggelam di ufuk barat laut Selayar.
Yang tidak kalah menarik, lokasi ini memiliki spot spot foto yang Instgramable sehingga ramai dikunjungi anak anak muda. Selain itu dari puncak Tanadoang kita sudah bisa menikmati jaringan telekomunikasi 4G dari provider tertentu sehingga pengunjung bisa berfoto dan langsung menshare di media sosial.
Tidak hanya itu, dari ketinggian Puncak Tanadoang kita bisa menikmati keindahan lampu lampu kota Benteng di Malam hari dan melihat langsung ke laut lepas bagian Barat Pulau Selayar. Dari ketinggian ini, pulau pulau yang disekitar kota Benteng terlihat jelas membentuk lukisan alam yang memanjakan mata.
Pantai Punagaan
Pantai Punagaan
Lokasi
Pantai Punagaan terletak di Desa Patilereng, Kecamatan Bontosikuyu, sekitar 15 km dari Kota Benteng, Ibukota Kepulauan Selayar. Pantai Punagaan merupakan objek wisata yang berada di Pesisir Timur Pulau Selayar, Pulau terbesar di wilayah administratif Kepulauan Selayar.
Karakter Objek
Pantai Punagaan merupakan spot wisata berbentuk teluk, dimana sebagian pantainya merupakan areal dengan pasir berwarna kelabu, dan bagian lainnya adalah tebing dengan air yang jernih. Beberapa fasilitas telah tersedia di lokasi ini seperti gazebo, fasilitas bilas dan ruang ganti, air bersih dan bangunan induk yang memiliki space untuk kegiatan rapat dan pertemuan.
Tak jauh dari Pantai Punagaan terdapat pula Pantai Ngapaloka dengan karakter yang hampir sama, namun di Pantai Ngapaloka terdapat pemukiman, sehingga memungkinkan wisatawan menyaksikan rutinitas keseharian warga. Aktivitas terbaik dikedua lokasi ini adalah snorkeling. Di Object wisata ini juga terdapat wahana bahari seperti bananan boat, kayak dan paddle.
Akses
Dari Kota Benteng, pengunjung dapat melakukan perjalanan menggunakan roda dua atau roda empat. Akses dari dan ke Pantai Punagaan, beberapa diantaranya adalah pendakian dengan beberapa kelokan. Waktu tempuh dari Kota Benteng sekitar 20 sampai 30 menit.
Goa Balojaha
Gua Balo Jaha terletak di Desa Bontoborusu alias Kahu – Kahu, Kecamatan Bontoharu, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Gua ini dianggap misterius karena ditemukannya mayat-mayat yang diduga berasal dari pulau Jawa, sehingga kemudian menjadi cikal bakal nama Balo Jaha di gua yang berkarakter semi vertikal.
Balo dalam bahasa Selayar berarti lubang, dan jaha berarti Jawa. Terlepas dari unsur misterius Gua Balo Jaha, eksotisme tempat ini tidak bisa dipungkiri, dimana pengunjung sering menggunakan air di dalam gua untuk berenang dan menikmati panorama stalagmit di sekitarnya.
Di dalam goa sendiri terdapat sekawanan kelelawar yang membuat bau khas hewan kelelawar menyembur saat Anda menginjakkan kaki di dasar goa. Harap berhati-hati karena batu kapur biasanya dikenal licin.
Untuk mencapai Gua Balo Jaha, pengunjung harus berjalan kaki beberapa ratus meter dari desa di Pulau Pasi, Kepulauan Selayar. Pulau Pasi dapat ditempuh dengan menggunakan perahu kayu dari kota Benteng, dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.
Bukit Nane Polassi
Bukit Nane (Nane hill) is located on Polassi Island, Bontosikuyu District, Selayar Islands Regency, South Sulawesi.
Nane comes from the name of the first person to inhabit this hill, he is a noble and the only people who can live on this hill are those from the noble circles. Over time this hill became plantation land by the society of the Polassi Islan
Bone Bakka dan Kiddi
Bone berarti pasir, bakka berararti besar, dan kiddi berarti kecil.. Jika lombok memeiliki pink beach yang sangat terkenal, maka desa Bahuluang juga memiliki hamparan pasir berwarna putih bercampur pink sehingga pantai ini nampak berwarna pink muda dari kejauhan. Pantai ini sangat cocok dijadikan spot photo yang begitu menawan karena dikelilingi oleh dinding karang dan lautan biru bagaikan kristal. Pantai ini juga merupakan lokasi bertelurnya penyu di musim timur yaitu sekitar nbulan April-November
Makam Karang & Bunging
Masyarakat Bahuluang mempercayai adanya gurita raksasa yang membuat timbunan karang mati seperti sekarang dan bentuknya berubah-ubah setiap tahun. Beberapa masyarakat bahkan pernah menyaksikan sendiri pancaran cahaya dari sang gurita raksasa yang melewati laut di sekeliling desa Bahuluang
Bunging atau pasir timbul ini sepanjang kurang lebih 200m dengan pesona keindahan yang dikelilingi pasir putih nan halus dan bearada ditengah-tengah laut biru yang jernih. Aktivitas yang dapat dilakukan di tempat ini adalah spot foto yang sangat instagramable, sunbathing, berenang dan snorekeling
Liang Lipang
Liang Lipang dengan pesona keindahan gua yang memiliki susunan stalaktit unik yang begitu luas yang memanjakan mata dilengkapi dengan hamparan pasir putih yang berhadapan langsung dengan air laut biru sebening kristal dan bisa dijadikan spot snorkeling bagi para wisatawan.
Pemberian nama gua atau liang lipang berasal dari cerita masyarakat bahwa dahulu terdapat kelompok nelayan yang membawa muatan bakau dari suku Bugis yang melabuhkan dan beristirahat di sekitar gua ini dan pada malam hari gua ini tampak terang bercahaya dan setelah nelayan tersebut memeriksa keadaan di sekitar gua ternyata cahaya tersebut berasal dari mutiara (kalauw) yang berada diatas kepala seekor lipang raksasa, sang nelayan dari suku Bugis tersebut berusaha, mengambil permata/mutiara lipang, namun karena ketakitan saat dikejar oleh lipang tersebut maka sang nelayan memutuskan untuk membakar bakau yang dibawanya sehingga asap dari pembakaran bakau tersebut meracuni sang lipang raksasa, seketika lipang tersebut tewas di perairan sekitar bukit yang juga dinamai Bukit (bonto) lipang di Desa Kajuadi, hingga saat ini masyarakat mempercayai gua lipang tersebut bercahaya setiap malam jum’at.
Liang lipang dengan pesona keindahan gua yang memiliki susunan stalaktit unik yang begitu luas yang memanjakan mata dilengkapi dengan hamparan pasir putih yang berhadapan langsung dengan air laut biru sebening kristal dan bisa dijadikan spot snorkeling bagi para wisatawan.